Senin, 24 Agustus 2020

BUBUT 1: Handel-handel Mesin Bubut Celtic 14

 PROSEDUR PENGOPERASIAN MESIN BUBUT STANDAR

Prosedur pengoperasian mesin bubut standar, pada dasarnya sama dengan prosesedur pengoperasian mesin bubut jenis lainnya. Prosedur tersebut diantaranya bagaimana cara: menghidupkan dan mematikan sumber utama listrik (power suply) mesin, menghidupkan dan mematikan mesin, mengatur putaran mesin dan arah putaran mesin, menggoperasikan eretan memanjang/lintang secara manual/ otomatis, dan mengatur feeding dan arah pemakanan mesin untuk keperluan pembubutan rata dan ulir secara otomatis

1. Menghidupkan dan Mematikan Sumber Arus Listrik (Power Suply) Mesin

Pada setiap mesin yang ada motor penggeraknya, selalu dilengkapi dengan panel kelistrikan yang dipasang switch on-off yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sumber arus listrik.

 

Gambar. Switch on-off pada sebuah panel listrik mesin

Menghidupkan sumber arus listrik (power suply) pada switch on-off mesin bubut, merupakan kegiatan paling awal yang dilakukan sebelum mengopersikan mesin bubut. Karena dengan menghidupkan sumber utama listrik, berati motor penggerak mesin siap untuk dioperasikan.

Sedangkan untuk mematikan sumber utama listrik (power suply) pada switch on-off mesin bubut, merupakan kegiatan paling akhir yang dilakukan setelah mengoperasikan mesin bubut. Karena dengan mematikan sumber arus listrik, berati motor penggerak mesin tidak ada lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Posisi/ letak switch on-off pada mesin bubut, masing-masing pabrikan dapat berbeda-beda. Namun yang pasti ditempatkan pada tempat yang praktis dan aman.

 

Gambar. Posisi switch on-off pada mesin bubut celtic 14

2. Menghidupkan dan Mematikan Mesin

Menghidupkan mesin, adalah kegiatan menghidupkan motor penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin bubut/benda kerja, agar terjadi pemotongan pada proses pembubutan. Sedangkan mematikan mesin, adalah kegiatan mematikan motor penggerak mesin untuk menghentikan spindel utama mesin bubut/benda kerja, jika proses pembubutan sudah selesai.

Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin bubut, dapat dilakukan dengan menggunakan tuas/handel atau tombol yaitu tergantung dari jenis mesin bubutnya. Jika menggunakan tuas/handel, dalam menghidupkan cara menaikan dan mematikan yaitu dengan cara menurunkan handel/tuas. Sedangkan jika menggunakan tombol on-off cukup hanya menekan tombolnya saja, yang pada umumnya jika tombol berwarna hijau untuk menghidupkan mesin dan tombol berwarna merah untuk mematikan mesin.

 

Gambar. Posisi handel/tuas on-off mesin bubut celtic 14

 

Gambar. Posisi tombol on-off mesin bubut standar

3. Mengatur Putaran dan Arah Putaran Mesin Bubut

Untuk menentukan besaran putaran mesin bubut, sangat dipengaruhi oleh jenis alat potong yang akan digunakan dan jenis bahan yang akan dilakukan pembubutan serta diameternya. Rumus yang digunakan untuk menentukan besaran putaran mesin bubut (n) adalah: n=1000cs/π.d, atau lihat tabel putaran mesin bubut.

Sedangkan untuk mengaplikasikan/menerapkan pada mesin bubut, dapat dilakukan dengan mengatur handel-handel/tuas yang ada pada mesin. Setiap jenis mesin dengan pabrikan yang berbeda posisi/letak handel/tuas bisa berbeda-beda, namun tetap ditempatkan pada lokasi yang praktis agar mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk mengatur putaran mesin, cermati posisi handel/tuas dan baca petunjuk yang ada pada tabel mesin.

Dalam melakukan proses pembubutan terdapat dua arah putaran yaitu, putaran serah putaran jarum jam dan berlawanan arah jarum jam (dilihat dari posisi belakang spindel). Penentuan arah putaran mesin bubut, tergantung dari posisi arah mata sayat alat potongnya, yang penting adalah putaran mesin mesin harus berlawanan arah dengan mata sayat alat potong. Untuk mengatur arah putaran mesin bubut standar, pada umumnya setiap mesin sudah dilengkapi dengan handel/tuas atau sakelar untuk mengatur arah putaran mesin.

 

Gambar. Posisi handel dan saklar pengatur arah putaran mesin bubut

Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel/tuas untuk mengatur putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang aktif berputar, karena akan berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada gear box mesin.

4. Mengatur Feeding dan Arah Pemakanan Mesin Bubut

Salahsatu parameter yang berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan kehalusan hasil pembubutan adalah pengaturan feeding, sehingga pada saat melakukan proses pembubutan pengaturan feeding harus dilakukan. Rumus dalam mengatur feeding mesin bubut (F) adalah: F = f.n mm/menit.

 

Gambar. Posisi handel-handel/tuas untuk mengatur feeding mesin bubut

Pada proses pembubutan, selain diperlukan pengaturan feeding juga diperlukan penentuan arah pemakanan agar terjadi efisiensi pemotongan. Pengaturan arah pemakanan pada proses pembubutan, dapat dilakukan dari posisi awal start alat potong (pahat bubut) mendekati cekam dan awal start alat potong (pahat bubut) menjauhi cekam.

Posisi start alat potong (pahat bubut) mendekati cekam (chuck), dilakukan jika proses pembubutan dimulai dari ujung bagian luar benda kerja menuju cekam. Sedangkan posisi start alat potong (pahat bubut) menjahui cekam (chuck), dilakukan jika proses pembubutan dilakukan dari tengah benda kerja menjahui cekam. Kedua arah pemakanan ini dapat dilakukan, jika geometri alat potong (pahat bubut) disesuaikan. Untuk posisi awal start alat potong (pahat bubut) mendekati cekam (chuck), menggunakan pahat bubut kanan dan untuk posisi awal start alat potong (pahat bubut) menjahui cekam (chuck), menggunakan pahat bubut kiri

5. Menggoperasikan Eretan Memanjang/ Lintang Secara Manual dan Otomatis.

Untuk dapat melakukan berbagai proses pembubutan, seorang operator harus dapat mengoperasikan eretan memanjang dan lintang baik secara manual maupun otomatis. Dalam menggoperasikan eretan memanjang secara manual, dapat dilakukan dengan memutar handel yang ada pada landasan (apron) eretan memanjang.

Sedangkan untuk menggoperasikan eretan lintang secara manual, dapat dilakukan dengan memutar handel yang ada eretan lintang. Untuk mengoperasikan eretan memanjang secara otomatis dapat dilakukan dengan mengaktifkan handel otomatis memanjang yang ada pada landasan/ apron, demikian juga untuk mengoperasikan eretan lintang secara otomatis, dapat dilakukan dengan mengaktifkan handel otomatis melintang yang ada landasan (apron) eretan memanjang.

 

Gambar. Handel-handel/ tuas untuk pengoperasian secara manual dan otomatis

6. Mengecek Kondisi Mesin Bubut Sebelum Dioperasikan

Sebelum melakukan pengoperasian mesin bubut, harus melakukan pengecekan kondisi mesin terlebih dahulu baik fisik maupun melalui pembacaan data dari kartu penggunaan mesin. Dengan melakukan pengecekan terlebih dahulu kondisi fisik mesin dan pembacaan data dari kartu penggunaan mesin, dapat mengetahui kesiapan mesin apakah siap untuk diopersikan atau tidak. Jika mesin siap untuk diopersiakan, lakukan pengoperasian mesin seuai SOP dan jika tidak siap untuk dioperasikan laporkan pada petugas perbaikan dan perawatan mesin.

7. Memahami Fungsi Bagian-bagian Mesin Bubut SebelumMengoperasikan

Sebelum melakukan pengoperasian mesin bubut, yakinkan bahwa anda telah memahami semua fungsi dari bagian-bagian mesin bubut. Dengan memahami fungsi semua fungsi dari bagian-bagian mesin bubut, dimungkinkan anda sedikit melakukan kesalahan pada saat mengoperasikan mesin bubut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisi-Kisi Ujian 2025

Kisi-Kisi Ujian 202 5